Tentang Gapura


Tentang Gapura
LATAR BELAKANG
Kondisi Umum
Secara geografis, Desa Beririjarak merupakan desa kawasan lingkar rinjani yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dengan luas wilayah 1.047 ha.  Secsara tofografi, bentuk muka bumi Desa Beririjarak sebagian berbukit dengan tingkat kemiringan 15-700,  berada pada ketingian 400-600 mdpl. Keadaan Iklim Desa Beririjarak termasuk klasifikasi iklim type D, yaitu iklim tropis dengan temperatur rata-rata 30 – 33 derajat Cecius. Banyaknya curah hujan  antara 1.500 mm – 2.500 mm per-tahun dengan jumlah hujan sebanyak 120 hari per-tahun. Jenis tanah aluvial  kelabu dengan tingkatan kesuburan yang cukup bagus.
Penduduk Desa Beririjarak cukup banyak. Berdasarkan data laporan kependudukan tahun 2015, penduduk  Desa ini berjumlah 5.127 jiwa yang terdiri dari 2.513 jiwa laki-laki dan 2.614 jiwa perempuan.
Dari sisi ekonomi, tingakt kesejahteraan masyarakat Desa Beririjarak masih tergolong rendah. Hal ini dilihat dari sumber pendapatan dan rendahnya pendapatan masyarakat. Sumber utama pendapatan masyarakat adalah bertani, namun karena kepemilikan lahan rata-rata 0,25 ha dan kondisi lahan pertanian sebagian besar adalah lahan kering, penghasilan petani sangat rendah, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, apalagi membuat rumah.
Oleh karena itu, sebagian besar laki-laki dan perempuan usia kerja pernah menjadi buruh migrant. Hasil bekerja sebagai buruh migrant utamanya digunakan untuk membuat rumah dan biaya pendidikan anak-anaknya. Hanya sebagian kecil yang memanfaatkan hasil remitan sebagai modal usaha. Beberapa orang dari masyarakat yang saat ini menjadi kalangan kelas menengah ke atas adalah mereka yang mampu mengelola hasil remitan sebagai modal usaha. Sebagian besar dari mereka yang tidak mampu mengelola remitan dan memiliki gaji rendah memanfaatkan hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika pulang mereka menganggur, sehingga pilihannya adalah kembali menjadi buruh migrant dengan ongkos dari hasil pinjaman. Banyak pula yang memilih menjadi buruh migrant hanya untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka sampai ke jenjang perguruan tinggi. Namun, sangat disayangkan, sebagian dari anak-anak yang berhasil menempuh jenjang pendidikan sampai sarjana tidak mendapatkan pekerjaan sesuai bidang ilmunya, sehingga dengan sangat tepaksa harus mengikuti jejak orang tuanya sebagai buruh migrant.
Potensi Desa
Letak geografis Desa Beririjarak yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani menjadikan desa ini dianugerahi potensi SDA yang besar. Di antar potensi tersebut adalah tanah yang subur, sehingga berbagai jenis tanaman dapat hidup dengani baik seperti Padi, palawija, kacang-kacangan, Pisang, Singkong, Kopi, Kakao, Avokad dan lain-lain; desa ini juga dianugerahi sumebr air yang besar yang dimanfaatkan oleh 8 desa yang ada di sekitarnya untuk kebutuhan air bersih dan irigasi; panorama alam yang indah menjadikan suasana di desa ini menjadi terasa asri, alami, sejuk dan damai.

Selain potensi SDA, desa ini juga memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup banyak. Meskipun sebagian besar penduduk desa ini menjadi buruh  migrant, namun kepedulian masyarakatnya terhadap pendidikan sangat tinggi. Buktinya, mereka yang memiliki anak usia sekolah, hasil bekerja diprioritaskan untuk biaya pendidikan anak-anak mereka. Dukungan yang kuat dari para orang tua didukung oleh ketersediaan lembaga pendidikan. Meskipun letak desa ini sangat jauh dari pusat informasi, namun lembaga pendidikan cukup tersedia, baik dari segi kualitas ataupun kuantitas. Tercatat ada 4 sekolah PAUD, 1 Taman Kanak-kanak, 4 Sekolah Dasar Negeri, 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri dan 1 Mdasah Aliyah Negeri. Generasi yang sekarang, sangat jarang yang tidak melanjutkan sampai ke jenjang SLTA dan lulusan SLTA 30% melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebagian besar dari mereka dibiayai dari hasil remittance yang dikirim orang tuanya sebagai buruh migrant. Dengan demikian, jika dilihat dari pendidikan masyarakatnya, desa ini sebenarnya memiliki SDM yang cukup banyak.

Namun, sangat disayangkan kebanyakan dari lulusan perguruan tinggi di desa ini bingung dengan apa yang harus dikerjakan, sebagian mereka kemudian terpaksa harus mengikuti jejak orang tua mereka berkerja sebagai buruh migrant. Padahal, di lngkungan sekitar mereka potensi SDA menunggu sentuhan tangan-tangan mereka.

Mendirikan Organisasi GAPURA
Menyikapi “ironi” masyarakat di Desa Beririjarak, menimbulkan kegelisahan bagi segelintir anak muda yang tidak berkelas. Mereka berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam, ada yang hanya tamatan SD dan ada pula yang sarjana. Namun perbedaan latarbelakang pendidikan tidak menjadikan kesenjangan di antara mereka. Berkumpulnya mereka atas kegelisahan terhadap kondisi SDA yang tidak terkelola dengan baik dan SDM yang ada tidak mengoptimalkan peran mereka sesuai ilumu dan keterampilannya untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi desa.
Keompok kecil pemuda ini atas kesadaran sendiri berkali-kali melakukan diskusi, menganalisa kondisi desa, yang ahirnya mereka menyimpulkan bahwa potensi SDA dan SDM Desa Beririjarak cukup besar, namun belum dikelola dengan baik. Sementara pemerintah desa yang diharapkan memiliki banyak ketrbatasan. Oleh karena itu kemudian mereka membangun “komitmen” untuk berandil sesuai kemampuan yang dimiliki. Mereka kemudian membentuk wadah sebagai alat perjuangan mereka. Tanpa itu, mimpi bersama akan sulit diwujudkan. Dari sinilah awal mula terbentuknya GAPURA (Gerakan Pemuda untuk Perubahan).

Spirit didirikannya GAPURA adalah mendayagunakan potensi pemuda untuk melakukan perubahan, baik sikap ataupun prilaku yang memiliki visi kuat; sebagai garda terdepan dalam membangun tatakelola SDA yang baik, adil dan berkelanjutan untuk kemaslahatan masyarakat.

Visi dan misi
Sebagai organisasi yang menggerakkan potensi pemuda untuk melakukan gerakan perubahan pada tatakelola SDA, maka GAPURA memiliki konsen pada isu-isu optimalisasi pengelolaan potensi SDA yang ada di Desa Beririjarak. Hal ini dituangkan dalam visi pengurus GAPURA periode 2017-2019.

Visi
Mengoptimalkan potensi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam (SDA) yang adil dan berkelanjutan.

Misi
Memperkuat peran pemuda dan masyarakat untuk berpartsipasi aktif dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam

Meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam

Meningkatkan peran perempuan dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam

Meningkatkan varian jenis olahan hasil pertanian dan perkebunan dan mengembanagkan berbagai jenis keterampilan dan kerajinan.

Program dan Capaian

Program
Program yang dilakukan meliputi beberapa bidang, di antaranya adalah pendidikan dan latihan, pengelolaan informasi masyarakat, pemberdayaan perempuan dan  advokasi.

Pendidikan dan Pelatihan
Membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui program bakti social

GAPURA memandang bahwa Potensi SDA yang besar akan bernilai tinggi jika dikelola oleh SDM yang terampil. Oleh karena itu, organisasi ini berupaya memfasilitasi mengembangkan keterampilan masyarakat

Menumbuhkan semangat belajar dengan melatih anak-anak usia sekolah untuk membaca, menulis melalui berbagai metode, seperti Role Play, baca Puisi, latihan menulis dengan memanfaatkan alam sebagai media belajar.

Dalam rangka penguatan kapasitas personil, GAPURA mengikuti baebagai kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Gema Alam sebagai lembaga pendamping, di antaranya adalah Pelatihan pengorganisasian masyarakat, pelatihan pengolahan kopi, tatakelola air berperspektif gender, manajemen organisasi, pelatihan sensitifitas gender, menyusun perencanaan dan masih banyak lagi yang pernah diikuti.

Penguatan Kapasitas Perempuan
Isu lainnya yang menjadi konsen GAPURA adalah penguatan kapasitas perempuan dengan memebrikan kesempatan yang luas untuk terlibat penuh dalam berbagai proses di GAPURA.
GAPURA juga rutin melakukan diskusi untuk memperkuat pemahaman perempuan tentang gender dan organisasi.

Perempuan GAPURA juga banyak dilibatkan dalam berbagai pelatihan dalam kontek penguatan kapasitas perempuan

Pelestarian lingkungan
Persoalan lingkungan hidup menjadi konsen GAPURA. Menyadari bahwa posisi tinggal mereka berada di kawasan hulu yang menjadi pusat hidrologi. Tentu peran dan tanggungjawab menjaga dan melestarikan hutan disadari sebagai sebuah kewajiban.

Lebih dari 6000 bibit kayu yang ditanan, baik di dalam kawasan hutan Gawar Gong ataupun di pinggiran jalan. Semua itu sebagian besar dilakukan secara swadaya.
Selain menanam kayu, GAPURA juga melakukan survey kandungan karbon yang ada di hutan Gawar Gong. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kelestarian hutan tersebut.
Kegiatan ini dibantu oleh Gema Alam NTB dan RMI Bogor yang dilakukan pada bulan September 2016.

Menginisiasi Pengembangan ekowisata
Desa Beririjarak memiliki panorama alam yang indah, keaslian masyarakatnya.
GAPURA mengangkat potensi tersebut sebagai objek ekowisata yang diharapkan akan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat
Untuk mewujudkan ekowisata, maka penting bagi GAPURA untuk membangun komunikasi dengan para pihak terkait. Berbagai langkah yang dilakukan, mulai dari pendekatan personal maupun kelembagaan.

Untuk menunjang terujudnya Desa Beririjarak sebagai Desa Ekowisata, GAPURA melakukan ekplorasi potensi yang dapat dijadikan sebagai spot ekowisata dan juga melakukan pengambilan titik koordinat potensi-potensi penting sebagai bahan pembuatan peta guna mengetahui secara visual tataguna lahan yang ada di Desa Beririjarak.

GAPURA berdiri pada tahun 2012, berbagai proses yang sudah dilalui. Terkadang berlari kencang, terkadang juga vakum. Hal ini disebabkan karena pengurusnya yang banyak menghilang. Namun demikian, masih ada beberapa orang yang tetap konsisten mengaku dirinya sebagai orang GAPURA, meskipun sebagian besar orang-orangnya sudah tidak peduli dengan organisasi ini. Namun, atas dampingan dari GEMA ALAM NTB, organisasi ini mampu melewati suka-dukanya, hingga mampu mempertahankan eksistensinya.

Organisasi ini sudah banyak melakukan gerakan, terutama terkait peningkatan kapasitas personalnya. Sampai saat ini ada ratusan orang pemuda Desa Beririjarak yang pernah  mengikuti kegitan pelatihan dan peningkatan kapasitas lainnya. Tidak heran kemudian  mereka yang bertahan berproses di organissi ini mengalami perubahan sikap dan prilaku yang lebih produktif.

Capaian-capaian
Sejak berdiri pada tahun 2012, belum banyak hal-hal nyata yang dihasilkan oleh organisasi ini. Pada awal berdiri, aktifitas organisasi ini lebih diarahkan kepada membangun kesadaran, mengarahkan pola fikir masyarakat terutama kalangan pemuda yang menjadi sasaran. Oleh sebab itu, kegiatannya lebih difokuskan kepada aktifitas yang mengarah kepada pengayaan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan diskusi dan pelatihan.

Dari proses-proses tersebut telah menghasilkan banyak capaian, di antaranya adalah:
Terbentuknya kader-kader GPURA yang militan dan memiliki kapasitas. Kader –kader tersebut berkomitmen mendedikasikan dirinya untuk membangun desanya dengan mengoptimalkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada. Kader-kader tersebut lahir dari kalangan yang tidak dipandang, namun karena kesabaran mereka berproses di GAPURA, sekarang mereka menjadi tulang punggung pembangunan di desa. Gagasan-gagasan mereka tentang pembangunan desa seringkali menjadi acuan dalam pembangunan desa.

Aspek pembangunan yang jarang menjadi perhatian adalah pemberdayaan perempuan. Selama ini, terutama di desa, pandangan yang masih kuat tentang pemberdayaan perempuan adalah melibatkan mereka pada aktifitas yang cenderung melegitimasi pandangan bahwa pekerjaan perempuan berada di ranah domestic. Contoh aktifitasnya seperti pelatihan Tataboga, aneka jenis makanan sampai merekapun difasilitasi peralatan.

GAPURA hadir dengan konsep pemberdayaan yang berbeda, organisasi ini berpandangan bahwa yang namanya pemberdayaan perempuan itu bagaimana menjadikan perempuan mendapatkan akses dalam pembangunan yang luas, mereka mendapatkan kesempatan yang luas untuk terlibat dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan sampai kepada pengawasan dan evaluasi. Oleh karena itu, GAPURA melakukan peningkatan kapasitas baik pengetahuan dan keterampilan, sehingga saat sudah lahir generasi perempuan yang siap berkiprah dalam segala aspek di desa.
Pengembangan keterampilan telah menghasilakn berbagai produk, seperti tas yang diracik dari bahan plastic. Konsep jangka panjangnya adalah bagaimana mendaur ulang sampah plastic agar bermanfaat; selain tas, GAPURA juga mengembangkan Kopi kemasan sebagai produk khas Desa Beririjarak

0 Response to "Tentang Gapura"

Posting Komentar